Cerita Hot Istriku Suka Gangbang - Part III

Cerita Hot Istriku Suka Gangbang - Part II



"Sudaaahh .... hentikaaan ... kalian ... bajingan!" teriaknya di sela-sela isakan tangisannya.
"Iya Mbak, maafkan iblis kita ya?" kata Gilani sambil kembali memperkosa istriku.
Suara Reni serak saat dia berteriak sampai histeris lagi. Tapi tak lama, Bob menjadi celah mulutnya dengan Dick. Dalam posisi seperti itu, pengemudi sebenarnya mampu mengerahkan kekuatannya. Tubuh Reni sampai menabrak. Kedua payudaranya berayun untuk maju setiap kali Ben mendorong penisnya. Kemudian, dua gumpalan daging kenyal itu berayun kembali menyerang tepi meja. Sebuah payudara Reni mulus putih sekarang terlihat memerah. Gilani terlihat benar-benar kasar, mungkin wanita tercantik adalah Reni yang pernah disetubuhinya jadi tak heran dia begitu bersemangat. Sementara ia tampaknya hampir ke KTT, Bob memanggilnya,

"Buang ke mulutnya dulu. Nanti babak kedua baru kita buang untuk memeknya," kata Bob.
Gilani mengangguk lalu dia bergerak maju ke arah Reni. Vagina menganga lebar, Reni terlihat tetapi untuk sesaat hanya berlabuh. Bob dengan cepat menggantikan posisi Gilani. Penisnya sekarang celah mulut Reni. Dia menggeram dengan keras sambil memegang kepala Reni.

"Sudahlah, telen spermaku ini ... Uuughhhh .... yah .... telaaannn ....." pengemudi itu mengoceh.
Gilani baru-baru ini melepaskan Dick-nya setelah Reni yakin benar-benar menelan sperma habis. Reni terbatuk-batuk, pengemudi itu mengusapkan kontolnya yang bernoda sperma sendiri ke hidung tinggi Reni.
"Uuggghhh .... nggghhhhhh ....". Reni merintih.
Tidak menunggu lama, sekarang giliran Bob bersetubuh dengan Reni. Reni tampaknya tidak kesakitan ketika diperkosa sebagai pengemudi. Mungkin karena penis Bob lebih kecil.
"Aiaiaiaiiiii .... jangaaan .... aduhhhh .... sakiiit ...." tiba-tiba mendongak dan menjerit kesakitan Reni.
"Yang pertama adalah seorang Perawan ya? Saya menerimanya?" Katanya.
Ternyata, ketika memasukkan Dick-nya ke dalam vaginanya menembus indeks, Bob Reni ke anus Reni.

Kudekati Bob dan berkata,
"Sekarang, Pak Bob. Aku juga suka perasaan orang-orang yang menyodominya. Aku belum pernah masuk titul ke sana," aku berbisik.

"Oke, setelah suaminya, siapa saja bisa?" dan dia berkata juga kepada bisik-bisik.
Aku mengangguk. Bob tidak mau kalah dengan Gilani. Dia juga memasukkan Dick-nya dengan gerakan yang kasar, cepat, dan tidak teratur. Bahkan, sesekali dia mengangkat kakinya di sebelah Reni dan menaruh Dick-nya ke samping. Saat bersenggama dengan saya, biasanya posisi menyamping itu bisa membuat Reni melolong menangis saat orgasme.

Tapi, kali ini suaranya merintih dan menjerit kesakitan. Ketika saya mulai merasa kasihan padanya, jeritan itu berhenti. Aldo sekarang menahan mulutnya dengan Dick-nya. Keringat membasahi seluruh tubuh Reni. Bob sudah menumpahkan spermanya ke mulutnya. Tubuh Reni lemas terkulai karena kelelahan, berkeringat di tubuhnya yang mulus. Tapi, saya melihat dia masih sadar. Aldo membopongnya ke kasur busa tergeletak di lantai. Reni diam ketika mengikat tangannya tanpa ikatan.

"Sebentar ya nih. Pakaiannya dilepas aja biar semua lebih baik ngentotnya" katanya sambil menanggalkan seluruh baju yang masih menempel di tubuh Reni. Reni kini tergeletak di kasur busa terlentang tanpa ada benang di tubuhnya. Hanya menonton Fossil, kalung dan cincin kawin yang masih tersisa di tubuhnya. Dia sepertinya menangis. Aldo lalu mengikat kembali kedua tangan Reni untuk menjadi satu ke kaki meja. Saya tertarik melihat sikap lembut dan Aldo agak malu-malu pada Reni.

“Ups maaf, tetek Ya sampai merah begini,” katanya sambil membelai-belai lembut kedua payudara istriku.

Dipilin-pilinnya juga puting kedua Reni dengan ujung jarinya. Reni menggeliat merasakan rangsangan meluas ke seluruh wilayahya dari wilayah sensitif terhadapnya.
"Siapa gigitan terakhir ini?" tanya Aldo.
"Alaaaa, sudahlah, banyak ini kamu sangat cingcong ... cepat masukkan Dick kamu tuh untuk memek cewek ini," suara Bob berseru.
“Ah, jangan terlalu kasar. Wanita cantik gini harus diperlakukan dengan lembut. Ya, Ya Reni?” Al terus membelai-belai cunt Reni ditutupi bulu hitam. Kali ini dia menyentil-nyentil puting dengan lidahnya, sesekali Reni dikecupnya. Biasanya, Reni akan terangsang hebat jika kuperlakukan seperti itu dan sepertinya dia juga mulai terpengaruh oleh kelembutan Aldo setelah sebelumnya menerima perlakuan kasar.

"Unngghhh .... cabut aku, tolong. Jangan menyiksaku seperti ini," mohonnya.
Aldo tidak berhenti, dia bahkan menjilat seluruh permukaan payudara istriku. Lidahnya juga terus bergerak ke rambut ketiak tanpa Reni yang mulus tidak. Reni menggigit bibirnya menahan geli dan rangsangan yang mulai mengganggunya. Aldo mencium pipinya dan sudut lembut bibirnya. Saya sempat bertanya-tanya, dia bilang dia tidak pernah menyentuh wanita itu, tapi bagaimana kami memainkannya dengan cara ini, para ahli sudah kebanyakan menonton film porno? saya pikir

"Jangan khawatir ya. Dengan saya, ya akan terasa nikmat. Jika Ya susah menikmatinya, bayangkan saja wajah suami Ya," kata Aldo Reni sambil mengunyah puting sambil melanjutkan. Kali ini dengan lebar hingga kuluman setengah bust Reni tersedot masuk ..
"MMmfff ... ... ... .... ouhhhhh .... tidaaakk ... aku tidak bisa ..." kata Reni dengan isak terjebak. "Mungkinkah, Ya ... Suami ini Kau Bercinta ya, nikmati saja ... "Aldo melanjutkan
Reni menyerang secara psikologis.

Jilatannya sudah turun ke perut rata Reni. Dikorek-koreknya pusar Reni dengan lidahnya. Reni menggeliat dan mengerang.

"Vaginamu cantik ... istriku," kata Aldo sambil mulai menjilati bibir vagina istriku. Reni mengerang lagi. Kali ini yang lebih mirip dengan desahannya main mata denganku saat ini. Saya telah melihat pinggulnya mulai bergerak-gerak, sebagai anak laki-laki kantor yang lidahnya menggores vaginanya. Dia terlihat seperti kecewa ketika Aldo berhenti menjilati. Tapi, tubuhnya bergetar hebat sementara pria muda dengan cerdas menjilat bagian dalam pahanya. Saya melambaikan ibu jari ke Aldo, itu menunjukkan sensitifnya. Aldo menjilati bagian dalam kedua paha Reni, dari sekitar lutut ke arah selangkangan. Pada ketiga, Reni menjilati kaki Moor mengempit kepala anak kantor dengan mendesah yang menggairahkan.
"Iya Reni, nikmati suamimu cinta ini,"

Aldo terus-menerus mengoceh, direnggangkannya kembali paha kedua Reni. Sekarang lidahnya langsung diserbu ke pusat kenikmatan Reni. Dijilatinya celah vagina dari bawah, Reni menyusurinya dengan lembut sampai bertemu klitoris.

"Ooouhhhhhh ..... aahhhh ... am ... phuuunnn ...." Reni merintih menahan tawa. Apalagi, Aldo kemudian menguakkan vagina dan menjulurkan lidahnya sejauh.
Reni tidak membuat karuan. Kepala menggeleng-geleng. Giginya menggigit bibirnya, tetapi dia tidak bisa menahan kekuatan untuk mengusir nafas kesenangan. Apalagi Aldo lalu dengan intens menjilati klitorisnya.

"Ayo Ya Reni, enjoy ... enjoy ... jangan malu untuk orgasme ..." kata Aldo, lalu tiba-tiba dia menghisap clitoris Reni. Akibatnya luar biasa. Tubuh Reni mengejang, dari bibirnya keluar rintihan seperti anak kucing. Tubuh istri saya terpental ketika sebuah ledakan menghantam orgasme tubuhnya.

"Ya, perlakukan dirimu sendiri," kata Al, kali ini sambil mendorong dua jempol ke vagina istri saya, keluar masuk dengan cepat.
"Aaakkhhhh ..... aaauuunnghhhhhh ..." Reni melolong, lalu dia menangis merasa terhina karena menikmati perkosaan terhadap dirinya sendiri.
Aldo menunjukkan dua jarinya basah oleh cairan dari vagina istri saya. Lalu dia memegang wajahnya ke wajah istri saya. Dijilatnya pipi istriku.
"Oke, Ya kamu diperkosa bagaimana bisa orgasme ya? NIH, kamu pasti merasakan cairan memekmu" ucapnya sambil memaksa kedua mengunyah jemarinya Reni.
Reni hanya bisa menangis. Dia tidak bisa menahan jari kedua Aldo ke mulutnya. Dua jarikupun masuk ke vagina Reni dan memang benar-benar basah. Kucubit klitorisnya kejam.
"Yah, sekarang aku akan membuatmu lebih menderita," kata Aldo lalu menempatkan dirinya di depan selangkangan Reni.

Cerita Hot Istriku Suka Gangbang - Part IV